Rabu, 14 November 2018

Khutbah Idul Fitri Terbaik


KHUTBAH IDUL FITRI 1439 H / 2018 M
Nilai-nilai Ramadhan yang mesti dan wajib kita terapkan
Oleh: Rahmad Junjung Lubis, S.Pd.I


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
                                                                                                                      Khutbah Pertama

اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ...
اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً، لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّياَمَ، وَنَزَّلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّناَتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، نَحْمَدُهُ وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَ لاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ. وأُصَلِّيْ وَاُسَلِّمُ عَلَى الْقَائِدِ وَالْقُدْوَةِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ وَمَنْ جاَهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

اَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ!


Puji syukur layak terpanjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Agung, penguasa kerajaan langit dan bumi yang tiada henti mencurahkan rahmat-Nya untuk kita sekalian.

Salawat beserta Salam mari kita sampaikan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan Sahabat-sahabat beliau. Karena berkat perjuangan yang gigih dan penuh sabar yang telah beliau lakukan, telah berhasil membawa umat manusia dari zaman Jahiliyah kepada zaman Ilmiyah, dari zaman yang biadab ke zaman yang beradab أَخْرَجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ. mari sama-sama kita kirimkan do’a yang berlantunkan:
اللهم صلى وسلم على سيدنا وشفيعنا محمد وعلى اله واصحابه اجمعين

Selaku Khatib, tak pernah bosan untuk mengajak diri saya pribadi secara khususnya, dan jama’ah Idul Fithri pada umumnya untuk sama-sama meningkatkan tensi keimanan dan temperatur ketaqwaan kita terhadap Allah Ta’ala. Semoga kita menjadi hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT. Amin ya Rabbal Alamin...

Hari ini, hati kita bercampur antara kegembiraan dan kesedihan, mengapa kita gembira? Karena pada hari ini kita kembali kepada fitrah, fitrotul Islam. Mengapa kita gembira? Karena kita baru saja berhasil memenangkan perjuangan melawan musuh paling dahsyat, musuh paling ganas, musuh paling beringas. Mengapa kita gembira? Karena ada orang yang sangat-sangat ingin ikut bersama kita dipagi ini, tapi ada yang lebih cepat datang daripada keinginan itu, اذا جاء اجلهم لا يستأخرون ساعة ولا يستقدمون . ada orang yang wajahnya masih terbayang-bayang dibenak hati kita, senyumnya masih terbayang diujung mata kita. Tapi, saat nanti kita pulang kerumah masing-masing, tak ada lagi mereka bersama kita.
Selama ini, kita genggam tangannya, kita cium tangannya, kita peluk erat tubuhnya. Selama ini, ketika kita pulang, kita minta-kan ampun maafnya. Tapi saat ini kita tak dapat berjumpa dengan mereka, dimana mereka berada? Mereka sudah pindah ketempat lain, ketempat yang lebih baik dan tak akan bersama kita.
Ini adalah hari-hari yang bagi seorang muslim bercampur aduk dalam hati dan perasaannya antara kesenangan dan kesedihan. Tak-kan ada yang bisa menghapuskan luapan kesedihan selain daripada takbir, maka diapun mengagungkan agama Allah, dia katakan الله اكبر الله اكبر الله اكبر .
Begitu tenggelam matahari kemaren sore, lalu kemudian tampaklah hilal 1 syawal, berpisahlah kita dengan bulan yang di dalamnya sholat tarwih, berpisahlah kita dengan bulan yang di dalamnya ada satu malam yang kalau kita beramal pada malam itu, maka lebih baik dari pada beramal 1000 bulan. berpisahlah kita dengan bulan yang di dalamnya kita bertemu, bertatap muka, berjabat tangan selepas tarwih, tahajjud, i’tikap bersama orang-orang soleh. Tapi bulan itu sudah pergi meninggalkan kita, apakah dia akan datang lagi tahun depan? INSYA ALLAH YA.. dia akan datang. Tapi apakah kita akan berjumpa lagi dengannya? Tidak ada jaminan, siapa yang dapat memberi jaminan kalau umur kita akan sampai padanya tahun depan. Siapa yang dapat menjamin kalau malaikal maut IZROIL tidak akan datang sebelum romadhon? Barangkali romadhon yang baru saja kita tunaikan, akan menjadi romadhon terakhir bagi kita. Bisa jadi sholat idil fitri 1 syawal dipagi ini adalah terakhir bagi kita. Maka yang kita bawa menghadap Allah swt nilai-nilai romadhon yang dapat kita terapkan dimasa akan datang.
Romadhon boleh berakhir, tapi hidup kita belum berakhir, masih ada syawwal, masih ada dzul qoedah, masih ada dzulhijjah, muharram sampai kapan? wala tamutunna “dan jangan kamu mati” illa wa antum muslimun “melainkan mati dalam memeluk Islam”. Banyak nilai-nilai romadhon sebanyak hikmah 700 ribu kali lipat bahkan lebih. Akan tetapi pada kesempatan ini, khotib ingin menyampaikan ada 5 Nilai-nilai romadhon yang mesti dan wajib kita terapkan, kita bawa, kita lestarikan dalam kehidupan berbangsa, beragama, berkehidupan sosial. Adapun yang 5 diantara nilai-nilai romadhon yang mesti kita bawa, yang mesti kita pelihara :
1)      Romadhon menanamkan rasa takut kepada Allah Swt.
Selama romadhon, semua kita tidak makan tidak minum, padahal makanan itu halal, minuman itu halal. Padahal istri yang dinikahi itu dulu dengan akad yang halal, tapi semuanya dapat kita tahan, 29 hari. Maka yang perlu kita bawa keluar romadhon, masuk ke syawwal ini adalah Rasa takut kepada Allah Swt.
Kalau seorang anak takut kepada Allah, maka dia tak akan durhaka melawan ibu bapaknya. Kalau orang tua takut kepada Allah, tak akan membiarkan anaknya meninggalkan sholat, tak akan membiarkan anaknya membuka aurat pakaian gengsi dan seksi, dia tidak akan menyia-nyiakan anaknya. Kalau suami takut kepada Allah, dia tidak akan biarkan istrinya berjabat tangan dengan yang bukan mahromnya, tidak membiarkan buka aurat dihalayak ramai muka umum. Kalau pedagang takut kepada Allah, dia tidak akan berani curang dalam timbangan, karena dia takut ancaman Rasul مَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا “siapa yang menipu, yang curang, maka dia bukan dari umat kami” kata Rasul Saw. Kalau pejabat penguasa takut kepada Allah, dia tak akan berani curang untuk korupsi, dia tak akan berani mengambil hak orang lain, tak berani suap menyuap, karena dia tahu ancaman rasul Ar-rosyi wal murtasyi fin nar “orang yang menyuap dan yang disuap sama-sama kedalam neraka. Kalau takut kepada Allah, maka laim ulama tak kan berani curang akan fatwanya, tak akan berani mengkafir-kafirkan orang, tak akan berani membid’ah bid’ahkan sema-sama. Kalau takut kepada Allah, maka laki-laki tak akan berani menyentuh tangan wanita yang bukan mahromnya, karena lebih baik menusukkan besi dari neraka yang panas ke tangan daripada menyentuh tangan wanita, perempuan yang bukan mahrom. Kalau istri takut kepada Allah, dia tak akan berani puntang panting malala buka-buka auratnya, kalau takut kepada Allah, maka lidah akan senantiasa bertasbih, bertahmid, bertakbir, beristighfar mengagungkan Asma Allah Swt. Maka takut kepada Allah itulah krisis kita di zaman sekarang ini.
29 hari 29 malam ditanamkan rasa takut kepada Allah, takut takut dan takut. Ketika datang Qobil ingin menimpakan batu ke kepala Habil, lalu kemudian Habil adalah orang yang sangat sehat secara fisik dan mental. Lalu apa kata Habil kepada Qobil? Andaikata engkau wahai saudaraku Qobil ingin menimpakan batu ke kepalaku, aku tak akan balas. Apakah habil tak sanggup untuk melawan? Habil sehat fisik, dia tidak lumpuh, dia tidak cacat, akan tetapi dia mengatakan kepada saudaranya itu Inni Akhofulloh “Aku takut pada Allah Swt”. Takut.
Takut pada atasan, dia akan keluar kota, dia akan dinas luar. Dia akan mengantuk, dia akan tidurTakut pada polisi lalu lintas, dia akan hanya keluarkan surat tilang. Takut pada pengawasan alat elektronik, CCTV kamera, akan ada pemadaman bergilir, akan ada pemutusan listrik, pulsa token listrik habir, akan ada korsleting, akan ada kerusakan. Tapi kalau takut kepada dia... siapa Dia??? ** la ta’khudzuhu sinatuw wala naum** dia tidak mengantuk apalagi tidur. Rasa takut itulah yang kita tanamkan kedalam hati. Maka jangankan yang haram, yang halal pun kita takut untuk telan, yang halal pun takut kita salah ucapkan. Maka apa makna romadhon yang masuk kedalam diri, rasa takut itu kita bawa sesudah romadhon. Itulah yang manjadi krisis bangsa ini.

  ...... وِللهِ الْحَمْدُ 3x اللهُ اَكْبَرُ
Ma’asyiral muslimin, Jamaah Idul Fitri Tamu Allah yang berbahagia

Orang yang tidak takut kepada Allah, remaja-remaja kita, anak muda generasi bangsa belahan jantung sibuah hati dengan hati bangga memakai narkoba. Bahkan orang itu dengan hati gembira menyantap habiskan minuman keras, asyik main song, main gaplek, main biliar, main perempuan, judi mengganas, sholat tidak pernah, puasa ditinggalkan, mencemooh panggilan adzan, menunda-nunda waktu sholat, berani makan riba, padahal Allah Swt menjelaskan wa ahallallohul bai’a wa harromar riba “dan menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Apa sebab ini terjadi, dimana dasar penyebabnya? Jawabannya : karena tidak takut kepada Allah Swt.
Ramai sholat idul fitri belum menjadi ukuran  bahwa keberhasilan romadhon telah diraih telah digenggam, lalu apa bukti keberhasilan romadhon, kalau rasa takut itu sudah bersemayam, telah terpatri, telah menyatu dengan hati setelah romadhon pergi. Timbul rasa takut kepada Allah Swt, oleh karena itu, rasa takut ini terus kita pupuk begitu setelah romadhon.
2)      Romadhon mengajarkan kita untuk rasa peduli pada sesama, sodakoh, merasakan perasaan lapar orang-orang faqir dan miskin.
3)      Romadhon mengajarkan kita untuk terus melanjutkan misi memakmurkan mesjid. Orang yang hatinya terpaut selalu kepada mesjid adalah salah satu golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada mahsyar nantinya.
4)      Menyambung tali silatur rahim.
Dosa kepada Allah akan diampuninya, insya Allah asal tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, tetapi sangkut paut antara kesalaan dengan manusia tidak akan lepas sampai minta maaf kepadanya.
Atadruna minal muflis?
5)      Romadhon mengajarkan kita untuk lebaran dengan tidak berfoya-foya
"Jika kita mau mendalami arti takbir yang kita kumandangkan, maka akan dapat menimbulkan suasana syahdu, terutama dalam kehidupan berkeluarga antara anak dan orang tuanya. Antara suami dan istri, antara kerabat lainnya. Maka sepantasnyalah si anak duduk di hadapan orang tuanya sambil memeluk dan merangkul,"
Disuasana berbahagia ini justru masih banyak orang yang tidak bisa menikmati indahnya lebaran. Terutama kepada orang miskin yang serba tidak punya. Mereka hanya bisa merayakan lebaran seadanya. Sehingga masih ada diantara mereka, mengisi suasana lebaran ini dengan termenung mengenangkan nasib dirinya, menganang suami yang telah tiada.  Mari kita renungkan sebuah kisah bagaimana ketika Si ibu yang janda hanya bisa berkata kepada anaknya yang miskin.

"Nak. Pada hari lebaran ini ibu tidak dapat membelikan baju baru. Kamu pakai baju sekolah saja ya, nak."

Mendengar ucapan sang ibu, si anak pun berkata. "Kenapa begitu ibu?"
           
            "Biarlah kita tidak berbaju baru asalkan bisa makan."
"Baiklah kalau begitu," jawab anaknya dengan polos. Mendengar ucapan anaknya yang masih kecil. Sang ibu pun      masuk kekamar dan meluapkan deraian air mata yang mendadak keluar.
Si anak tanpa mengerti suatu sebab apapun lalu ia menemui sang ibu ke kamar. Ditemukannya si ibu sedang telungkup menggigil. Dia pun bertanya mengapa sang ibu menangis sejadi-jadinya. Lansung sang ibu bangun dan memeluk anaknya. "Begini benarkah nasib kita," ujar sang ibu sambil mengutarakan ucapan agar anaknya sabar menjalani hidup.

Ma’asyiral muslimin, Jamaah Idul Fitri yang berbahagia

kita merenung kembali, nasib anak yatim piatu yang sudah ditingkalkan ayah dan ibunya. Ketika sang adiknya yang masih kecil berkata kepada kakaknya. Kak... Di mana ayah dan di mana ibu kak.

Sang kakak tidak bisa menjawab. Dia hanya menyuruh adik-adiknya tidur dalam ayunan. "Sudah nasib kita begini, tidurlah," ujar sang kakak sambil menghapus air mata adiknya yang menetes.

Sang adik terpejam terlelap sebentar dan terbagun lagi. Ditemukannya sang kakak sedang meratap dibalik ayunan adiknya.

adiknya menyahut kakaknya dengan lantunan yang lembut, "Kenapa sekarang kakak yang menangis?"

Kakaknya lantas memeluk adiknya. Sambil menangis dia berkata kepada adiknya. "Kalaulah orang tua kita masih hidup. Tentu nasib kita tidak seperti ini.

  ...... وِللهِ الْحَمْدُ 3x اللهُ اَكْبَرُ
Hadirin yang berbahagia...

Apa yang kita pikirkan ketika membelikan baju baru untuk anak-ank kita? Apa yang ada dalam pikiran kita ketika menghadapi aneka makanan lezat tersaji di meja makan kita? Apa yang ada dalam pikiran kita ketika kita bersama-sama keluarga kita melangkah bahagia menuju tempat ini, sekarang ini?
Ramadhan telah mengantarkan manusia lebih dekat kepada nilai-nilai kemanusiaannya. Membangun kecintaan kepada sesama manusia, menebarkan kasih sayang, silaturahmi, serta menebar kemurahan hati akan menciptakan pranata sosial yang bersahaja. Dengan puasa, kita terlatih untuk melakukan pengorbanan dan bermurah hati. Melahirkan kita sebagai insan yang peka terhadap sesama. Meciptakan kepedulian dan kerukanan diantara kita.

Inilah diantara nilai-nilai romadhon dari sekian banyak nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sampai berlipat-lipat. Apa yang telah kita capai di bulan Ramadhan dengan sebuah harapan semoga kita mampu dengan terus menerus memperjuangkannya dan semoga Allah memberi kemudahan untuk dapat kita mempertahankannya di hari-hari selanjutnya. kemenangan yang kita raih hari dipagi cerah ini, akan mempersatukan energi amal bagi hadirnya cinta dan harmoni antara miskin dan kaya, atasan dan bawahan, orang tua dan anak, suami dan istri dan di antara seluruh komponen bangsa dan umat ini.
Demikianlah khutbah yang dapat saya sampaikan, semoga ini menjadi bahan renungan bagi kita semuanya dan menjadikan kita semakin yakin dan percaya diri untuk menjadi manusia paripurna atau insan kamil dengan kemenangan ini Amin ya rabbal alamin...

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْأنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَةِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّى وَمِنْكُم تِلاَوَتَهْ إِنَّهُ هُوَ السَّمِعُ الْبَصِيْرٌ
KHUTBAH KEDUA

لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ

الحَمْدُللهِ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَه وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَحَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَه. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنبَيَّ بَعْدَه. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ فَيَا عِباَدَ اللهِ اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ.

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِي يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلىَ سيدنا اِبْرَاهِيْم وَعَلىَ آلِ سيدنا اِبْرَاهِيْم وَباَرِكْ عَلىَ سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا باَرَكْتَ عَلىَ سيدنا اِبْرَاهِيْم فِى اْلعاَلَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد.

اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَلِوَالِدِيْنَ وَارْحَمْهُمْ كَمَارَبَّوْنَا صِغَارًا وَلِجَمِيْعِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَات وَاْلمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْواَتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .
Rabbi, Tuhan kami. Kami ini lemah bila tanpa kekuatan dari sisi-Mu. Kami ini bodoh ya Rabbi, bila tanpa ilmu dari sisi-Mu. Kami ini sesat ya Rabbi, bila tanpa hidayah dan petunjuk-Mu. Jadikanlah kami, hamba yang  sanggup memahami perasaan serta kepentingan orang lain. Mampu menjauhkan diri dari sifat-sifat serakah yang membuat bangsa dan negara menjadi resah.
Ya Allah. Engkaulah Tuhan yang maha pengasih lagi penyayang. Ampunilah dosa-dosa kami, maafkanlah kesalahan kami. Kami sadar ya Rabb, bahwa dosa-dosa kami telah menggunung, kesalahan kami telah membukit, dosa mata kami, mulut, telinga, tangan, kaki dan seluruh fisik kami, terkhusus dosa batin kami, hati kami yang sering lalai untuk selalu mengingat-Mu. Izinkanlah kami meraih ampunan dari-Mu, mendapatkan kasih sayang-Mu selalu. Ya Dzal Jalali Wal Iqram
Ya Allah Tuhan yang Maha Agung, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb. Berikan kesempatan kami berbakti kepada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar ridha mereka mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah. Dan, jika Engkau telah mengambil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan kelembutan ampunan dan rakhmatMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam keabadian nikmat syurga tidak akan nikmat tanpa bersama kedua orang tua kami.
Yaa Allah, Yaa Rahman, yaa Rahiim. Kami yang berkumpul di tempat ini, pada pagi ini, adalah para hambu-Mu. Saat Ramadhan kami tertatih-tatih mendekatkan diri kepada-Mu karena berharap kasih sayang-Mu. Yaa Allah, setiap saat kami berusaha mengetuk pintu-Mu dengan rasa lapar dan dahaga. Yaa Allah, setiap malam kami berusaha membaca al-Quran untuk memahami petunjuk-Mu. Setiap saat kami menyeru-Mu dengan dzikir dan doa. Semua itu, yaa Rahman, hanya untuk menggapai ridla dan janji-Mu. Engkaulah Dzat yang maha mengetahui apa yang telah kami lakukan. Jadikanlah kami sebagai golongan hamba-hamba – Mu yang selalu berlomba-lomba menraih ridha-Mu. Ya Rabbal Alamin

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَ التُّقَى وَ الْعَفَافَ وَالْغِنَى نَاتِجَةً مِنْ صِيَامِنَا وَ اجْعَلْهُ شَافِعًا لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِإِذْنِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Kewajiban Menutup Aurat Dan Batasannya

Kewajiban Menutup Aurat Dan Batasannya السلام عليكم ورحمة الله وبركاته بِسْمِ اللهِ الرَحْمَنِ الرَّحِيْمِ، الحَمْدُ لِ...